Pengalaman Mendampingi UMKM Perikanan


Pertama sekali saya terjun dalam pekerjaan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yaitu tahun 2004 melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) Departemen Kelautan dan Perikanan (sebutan saat itu).

Pemilik Usaha Fish Jelly Banda Aceh

Sebagaimana diketahui bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi paling banyak di Indonesia. Saat ini jumlah UMKM mencapai 99,9 persen atau berkisar 50 juta unit lebih di seluruh nusantara.

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja juga cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahkan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, UMKM menjadi dinamisator dan katalisator perekonomian hingga mampu keluar dari kesulitan tersebut.

Dengan demikian maka wajar jika pemerintah memberikan perhatian besar terhadap UMKM.

Perhatian yang dibutuhkan oleh pelaku usaha ini terutama pada aspek permodalan, pemasaran, dan manajemen usaha.

Pertama sekali saya terjun dalam pekerjaan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yaitu tahun 2004 melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) Departemen Kelautan dan Perikanan (sebutan saat itu).

Program tersebut diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesisir dalam memanfaatkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki agar terciptanya kesejahteraan yang lebih baik untuk mengentaskan kemiskinan.

Saya sebagai salah satu fasilitator yang bertugas untuk menjembatani pelaku usaha UMKM sektor kelautan dan perikanan di wilayah pesisir agar mampu meningkatkan kapasitas diri dan usaha mereka sebagai sumber pendapatan keluarga mereka.

Wilayah kerja saya saat itu meliputi Kecamatan Leupung, Lhoknga dan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.

Adapun tugas atau job description saya adalah tenaga pendamping Koperasi LEPP-M3 Mitra Mina bekerjasama dengan Bank Bukopin kemudian dilanjutkan dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) Aceh yang menjadi lembaga penyalur dana bagi UMKM yang menjadi sasaran program.

Melalui lembaga tersebut pelaku usaha mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha mereka dan mendapatkan bimbingan teknis dari tenaga pendamping dan penyuluh perikanan.

"KKMB dan Instruktur"
Pelatihan KKMB Sektor Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh bersama Bank Indonesia

Di program ini saya bekerja hingga tahun 2008.

Selain itu pada bulan April 2004 saya mendapatkan panggilan dari Departemen Kelautan dan Perikanan untuk mengikuti pelatihan di Jakarta sebagai petugas Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

KKMB adalah program nasional yang diprakarsai oleh Komisi Pengentasan Kemiskinan (KPK) yang dibentuk oleh Presiden SBY saat itu bekerjasama dengan Bank Indonesia.

Program KKMB disiapkan oleh pemerintah untuk membantu UMKM yang mengalami hambatan dalam mengakses permodalan usaha terutama kredit perbankan.

Oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dan Bank Indonesia (BI) merekrut dan memberikan pelatihan teknis mengenai perbankan, perkreditan, dan pendampingan manajemen UMKM agar KKMB memiliki kompetensi untuk membantu memfasilitasi UMKM dengan pihak bank.

Saya mulai aktif bekerja sebagai fasilitator pendampingan UMKM pada tahun 2008 pada program Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan Perikanan dengan tugas utama bidang akses modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan dana PKBL/CSR.

Melalui kerjasama BI dan dibawah binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, petugas KKMB yang terdiri sebanyak 60 orang yang tersebar di seluruh Aceh diberikan insentif atas setiap proposal kredit KUR yang berhasil direalisasikan.

Pada masa itu Gubernur Aceh Drh Irwandi Yusuf, M.Sc pun sangat mendukung program ini sehingga Biro Perekonomian menginisiasi terbentuknya Satuan Tugas Daerah (Satgasda) Provinsi Aceh yang diketuai oleh Aminullah Usman, SE. Ak (Direktur Bank BPD Aceh saat itu) untuk membangun koordinasi antara KKMB dengan perbankan.

Pelatihan lanjutan KKMB Provinsi Aceh oleh Bank Indonesia pada tahun 2008

Pekerjaan sebagai KKMB merupakan profesi yang melekat pada diri saya.

Selain itu saya juga pernah menjadi tenaga Penyuluh Perikanan Bantu Manajemen Usaha (PPB MU) pada Direktorat BPSDM Kementerian Kelautan Perikanan dengan tugas utama pendampingan manajemen usaha dan akses permodalan UMKM.

Di bidang perkoperasian saya pernah juga bekerja sebagai tenaga pendamping koperasi pada program Kemenkop UKM dengan wilayah kerja Banda Aceh dan Aceh Besar untuk memfasilitasi koperasi dalam mengakses KUR di bank.

Menjadi tenaga pendamping dan pemberdayaan UMKM bagi saya sudah mendarah daging.

Saya senang melakukan pekerjaan ini meskipun secara finansial tidak begitu menggembirakan karena kurang mendapatkan apresiasi dan kompensasi.

Namun rezeki Allah tebarkan dimana saja disetiap jengkal bumi milik Nya.

Saya pun hingga saat ini tidak mengalami kekurangan apapun, walau tetap membantu UMKM tanpa pamrih. (*)

Diterbitkan oleh

Hamdani

Pendamping UMKM Aceh